
Prabowo Subianto Bicara Jalinan Strategis Nusantara-China: Perkuat Kerja Sama Masa Depan
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok terus berkembang secara dinamis di berbagai bidang. Dalam beberapa tahun terakhir, kolaborasi antara dua negara besar di kawasan Asia ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, baik dalam sektor ekonomi, perdagangan, pertahanan, hingga pendidikan. Baru-baru ini, Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, kembali menegaskan pentingnya jalinan strategis antara Nusantara dan China sebagai bagian dari visi pembangunan Indonesia di masa depan.
Komitmen pada Diplomasi Aktif
Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dengan China harus dijaga dan dikembangkan melalui pendekatan yang saling menghormati dan menguntungkan kedua pihak. Menurutnya, jalinan Nusantara-China bukan hanya soal kerja sama dagang atau investasi, melainkan bagian dari strategi geopolitik jangka panjang.
“Sebagai dua negara besar di Asia, Indonesia dan Tiongkok punya tanggung jawab bersama menjaga stabilitas kawasan. Kita harus terus menjalin komunikasi yang erat, menjunjung tinggi kedaulatan, dan menciptakan kerja sama yang saling memperkuat,” ujar Prabowo dalam forum kerja sama internasional belum lama ini.
Dukungan terhadap Pembangunan Ibu Kota Nusantara
Salah satu fokus utama kerja sama yang disorot Prabowo adalah proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Pemerintah Indonesia membuka peluang investasi asing, termasuk dari Tiongkok, dalam berbagai sektor seperti infrastruktur, teknologi hijau, dan energi terbarukan.
Tiongkok menunjukkan ketertarikan untuk berkontribusi dalam proyek IKN, terutama dalam pengembangan kota pintar dan ramah lingkungan. Prabowo menegaskan bahwa kerja sama tersebut harus tetap menjaga prinsip kemandirian dan keberlanjutan Indonesia. “Kami menyambut baik dukungan dari sahabat-sahabat internasional, termasuk Tiongkok. Tapi kami juga ingin memastikan bahwa Nusantara dibangun berdasarkan nilai-nilai nasional kita,” kata Prabowo.
Kerja Sama Pertahanan dan Teknologi
Selain pembangunan fisik, Prabowo juga menekankan pentingnya transfer teknologi dan kerja sama militer yang transparan dan berbasis iam-love.co saling percaya. China sebagai mitra strategis telah menjalin berbagai bentuk kolaborasi pertahanan dengan Indonesia, seperti pelatihan bersama, pertukaran personel, hingga pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Prabowo menyatakan bahwa kerja sama ini harus terus dikembangkan secara cermat. Menurutnya, Indonesia membutuhkan akses teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan pertahanan nasional tanpa bergantung sepenuhnya kepada pihak luar.
Visi Masa Depan: Diplomasi Damai dan Mandiri
Menghadapi tantangan global seperti krisis energi, ketegangan geopolitik, dan perubahan iklim, Prabowo menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan China harus diarahkan untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan. Ia mendorong agar diplomasi antara kedua negara lebih difokuskan pada kolaborasi ekonomi kreatif, ketahanan pangan, dan pertukaran pemuda.
“Indonesia akan tetap menjaga prinsip bebas aktif. Kita terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara, termasuk Tiongkok, selama itu untuk kebaikan rakyat dan masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya.
Pernyataan Prabowo Subianto tentang jalinan Nusantara-China mencerminkan arah baru diplomasi Indonesia: aktif, berdaulat, dan terbuka. Melalui hubungan yang strategis dan seimbang, kerja sama ini diharapkan tidak hanya mempercepat pembangunan Ibu Kota Nusantara, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan utama di Asia.
Baca Juga: Pegawai Pemerintah di Belanda: Peran, Struktur, dan Tantangan dalam Sistem Pemerintahan