
Persoalkan Uji Labfor Ijazah Jokowi, TPUA Desak Polri Gelar Perkara Khusus
Keberatan disampaikan oleh pelapor kasus ijazah Jokowi, Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), terkait hasil forensik Puslabfor Mabes Polri yang menyatakan ijazah Jokowi identik dengan dokumen pembanding.
TPUA meminta Polri menggelar perkara khusus. Menanggapi hal itu, Jokowi menilai Bareskrim joker123 sudah sangat detail dalam memeriksa keaslian ijazahnya. Jokowi juga berjanji akan menunjukkan ijazah tersebut di pengadilan.
Pakar hukum pidana dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Hibnu Nugroho, menilai bahwa jika kasus ijazah Jokowi kini dipersoalkan dalam dugaan pencemaran nama baik atau penghinaan, hal tersebut tergantung pada pembuktian terkait dengan ujaran.
Meski demikian, polemik ini tak hanya berkutat pada perkara pidana. Masih ada gugatan perdata atas dugaan ijazah palsu Jokowi yang bergulir di Pengadilan Negeri Solo dan Sleman.
Pro Kontra Jokowi Pamer Data Intelijen
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya memiliki data lengkap mengenai arah partai politik Indonesia menjelang kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Data ini disebut berasal dari intelijen kepolisian, TNI, dan BIN. Hal ini diungkap Jokowi karena
“Informasi yang saya terima komplet dari intelijen, informasi-informasi angka, data, survei semuanya ada. Saya pegang semua, dan itu hanya miliknya presiden karena langsung ke saya,” kata Jokowi saat menghadiri Rapat Kerja Nasional relawan Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Hotel Salak, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu 16 September 2023.
Laporan Rutin Pagi Hari
Terbaru, Jokowi mengklarifikasi laporan mengenai para koalisi termasuk laporan rutin berkaitan dengan politik, ekonomi, sosial, hingga keamanan. Jokowi mengaku disediakan berbagai macam laporan tersebut setiap pagi. Jokowi pun hanya tertawa kecil saat disinggung soal tuduhan cawe-cawe dan tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
“Makanan sehari-hari saya, hasil survei mereka, data-data, angka-angka, semuanya,” kata Jokowi saat ditemui usai memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Beli Mester, Jatinegara, Jakarta Timur pada Selasa, 19 September 2023.
Kritik Koalisi Masyarakat Sipil
Ungkapan Jokowi ini menuai kritik dari koalisi masyarakat sipil untuk reformasi sektor keamanan. Koalisi tersebut terdiri dari Imparsial, PBHI, Amnesty International, YLBHI, Kontras, Centra Initiative, Elsam, Walhi, ICW, HRWG, LBH Masyarakat dan Setara Institute. Mereka mengecam tindakan intelijen negara yang menjadikan partai politik sebagai objek dan target pemantauan.
Menurut Ketua PBHI Julius Ibrani, informasi intelijen yang diberikan oleh aktor keamanan seharusnya hanya terkait dengan musuh negara untuk masalah keamanan nasional, bukan berkaitan dengan masyarakat politik serta juga masyarakat sipil.
Baca Juga : Hubungan RI-China Sangat Erat: Membangun Kerja Sama Strategis untuk Masa Depan

Hubungan RI-China Sangat Erat: Membangun Kerja Sama Strategis untuk Masa Depan
Hubungan antara Indonesia dan China telah terjalin lama dan berkembang pesat dalam berbagai aspek, mulai dari ekonomi, politik, hingga budaya. Sebagai dua negara besar di Asia, Indonesia dan China memiliki hubungan yang sangat erat dan saling menguntungkan. Di bawah kepemimpinan masing-masing negara, kedua belah pihak terus memperkuat kerja sama mereka, menjadikan hubungan bilateral ini sebagai salah satu yang paling penting di kawasan Asia.
Sejarah Kerja Sama Indonesia-China
Sejak pertama kali menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1950, Indonesia dan China telah mengalami pasang surut dalam hubungan mereka. Meskipun sempat terhambat pada beberapa periode, terutama di masa orde baru, hubungan kedua negara mulai pulih dan berkembang pesat sejak tahun 1990-an. Pada awal 2000-an, Indonesia dan China mulai memperkuat kerja sama ekonomi, yang semakin intens setelah kedua negara menandatangani berbagai perjanjian perdagangan.
Kerja Sama Ekonomi yang Kuat
Salah satu aspek utama dari hubungan Indonesia-China adalah kerja sama ekonomi. China sweet bonanza slot adalah salah satu mitra dagang terbesar Indonesia dan menjadi salah satu penanam modal asing utama di Indonesia. Sejak China menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia, hubungan perdagangan kedua negara semakin meningkat. Indonesia mengekspor berbagai produk seperti minyak sawit, batubara, kopi, dan barang-barang manufaktur ke China, sementara China menyediakan berbagai produk teknologi tinggi dan barang konsumsi ke Indonesia.
Selain itu, Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas oleh Presiden Xi Jinping pada 2013 membuka jalan bagi proyek-proyek infrastruktur besar di Indonesia. Proyek-proyek seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan pembangunan pelabuhan-pelabuhan besar semakin mempererat hubungan kedua negara dalam sektor infrastruktur.
Kerja Sama Politik dan Diplomatik
Di bidang politik, hubungan Indonesia-China semakin erat, terutama dalam forum internasional seperti ASEAN, G20, dan PBB. Indonesia mendukung kebijakan luar negeri China, terutama terkait dengan masalah-masalah kawasan, seperti penanggulangan perubahan iklim dan perdamaian di Laut Cina Selatan. Meskipun terdapat beberapa perbedaan pandangan terkait isu-isu maritim, kedua negara selalu berusaha menjaga komunikasi yang terbuka untuk mencegah ketegangan.
China juga mendukung Indonesia dalam berbagai aspek internasional, termasuk dalam penanggulangan terorisme dan keamanan regional. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas di Asia Tenggara, dan hubungan dengan China memberikan keuntungan dalam hal diplomasi internasional.
Budaya dan Pertukaran Antar Masyarakat
Selain aspek ekonomi dan politik, hubungan Indonesia-China juga melibatkan pertukaran budaya yang semakin meningkat. Ribuan mahasiswa Indonesia melanjutkan pendidikan di China setiap tahun, sementara banyak orang China yang datang ke Indonesia untuk belajar dan bekerja. Festival budaya, pertukaran seni, dan kerja sama dalam bidang pariwisata semakin mempererat hubungan antar masyarakat kedua negara.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun hubungan Indonesia-China sangat erat, masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan perdagangan yang tidak seimbang dan persaingan di sektor industri lokal. Namun, dengan komitmen kedua negara untuk saling mendukung, tantangan-tantangan ini bisa diselesaikan melalui dialog terbuka dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Ke depan, Indonesia dan China memiliki banyak potensi untuk memperluas hubungan mereka, terutama dalam hal inovasi teknologi, energi terbarukan, dan pengembangan ekonomi digital. Kedua negara memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi global, dan hubungan mereka diharapkan akan terus menjadi kekuatan pendorong dalam menciptakan stabilitas dan kemakmuran di kawasan Asia.
Kesimpulan
Hubungan Indonesia dan China adalah contoh hubungan bilateral yang sangat erat dan saling menguntungkan. Melalui kerja sama dalam berbagai bidang, kedua negara terus memperkuat ikatan mereka demi mencapai tujuan bersama, baik dalam kemajuan ekonomi, stabilitas politik, maupun pertukaran budaya. Ke depan, di bawah kepemimpinan masing-masing negara, hubungan ini diyakini akan semakin solid dan memberi dampak positif bagi kedua belah pihak serta kawasan Asia secara keseluruhan.
Baca Juga: Prabowo Subianto Bicara Jalinan Strategis Nusantara-China: Perkuat Kerja Sama Masa Depan

Prabowo Subianto Bicara Jalinan Strategis Nusantara-China: Perkuat Kerja Sama Masa Depan
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok terus berkembang secara dinamis di berbagai bidang. Dalam beberapa tahun terakhir, kolaborasi antara dua negara besar di kawasan Asia ini menunjukkan peningkatan yang signifikan, baik dalam sektor ekonomi, perdagangan, pertahanan, hingga pendidikan. Baru-baru ini, Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, kembali menegaskan pentingnya jalinan strategis antara Nusantara dan China sebagai bagian dari visi pembangunan Indonesia di masa depan.
Komitmen pada Diplomasi Aktif
Dalam berbagai kesempatan, Prabowo menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dengan China harus dijaga dan dikembangkan melalui pendekatan yang saling menghormati dan menguntungkan kedua pihak. Menurutnya, jalinan Nusantara-China bukan hanya soal kerja sama dagang atau investasi, melainkan bagian dari strategi geopolitik jangka panjang.
“Sebagai dua negara besar di Asia, Indonesia dan Tiongkok punya tanggung jawab bersama menjaga stabilitas kawasan. Kita harus terus menjalin komunikasi yang erat, menjunjung tinggi kedaulatan, dan menciptakan kerja sama yang saling memperkuat,” ujar Prabowo dalam forum kerja sama internasional belum lama ini.
Dukungan terhadap Pembangunan Ibu Kota Nusantara
Salah satu fokus utama kerja sama yang disorot Prabowo adalah proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Pemerintah Indonesia membuka peluang investasi asing, termasuk dari Tiongkok, dalam berbagai sektor seperti infrastruktur, teknologi hijau, dan energi terbarukan.
Tiongkok menunjukkan ketertarikan untuk berkontribusi dalam proyek IKN, terutama dalam pengembangan kota pintar dan ramah lingkungan. Prabowo menegaskan bahwa kerja sama tersebut harus tetap menjaga prinsip kemandirian dan keberlanjutan Indonesia. “Kami menyambut baik dukungan dari sahabat-sahabat internasional, termasuk Tiongkok. Tapi kami juga ingin memastikan bahwa Nusantara dibangun berdasarkan nilai-nilai nasional kita,” kata Prabowo.
Kerja Sama Pertahanan dan Teknologi
Selain pembangunan fisik, Prabowo juga menekankan pentingnya transfer teknologi dan kerja sama militer yang transparan dan berbasis iam-love.co saling percaya. China sebagai mitra strategis telah menjalin berbagai bentuk kolaborasi pertahanan dengan Indonesia, seperti pelatihan bersama, pertukaran personel, hingga pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Prabowo menyatakan bahwa kerja sama ini harus terus dikembangkan secara cermat. Menurutnya, Indonesia membutuhkan akses teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan pertahanan nasional tanpa bergantung sepenuhnya kepada pihak luar.
Visi Masa Depan: Diplomasi Damai dan Mandiri
Menghadapi tantangan global seperti krisis energi, ketegangan geopolitik, dan perubahan iklim, Prabowo menyampaikan bahwa kerja sama Indonesia dan China harus diarahkan untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas kawasan. Ia mendorong agar diplomasi antara kedua negara lebih difokuskan pada kolaborasi ekonomi kreatif, ketahanan pangan, dan pertukaran pemuda.
“Indonesia akan tetap menjaga prinsip bebas aktif. Kita terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara, termasuk Tiongkok, selama itu untuk kebaikan rakyat dan masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya.
Pernyataan Prabowo Subianto tentang jalinan Nusantara-China mencerminkan arah baru diplomasi Indonesia: aktif, berdaulat, dan terbuka. Melalui hubungan yang strategis dan seimbang, kerja sama ini diharapkan tidak hanya mempercepat pembangunan Ibu Kota Nusantara, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan utama di Asia.
Baca Juga: Pegawai Pemerintah di Belanda: Peran, Struktur, dan Tantangan dalam Sistem Pemerintahan

Pegawai Pemerintah di Belanda: Peran, Struktur, dan Tantangan dalam Sistem Pemerintahan
Pegawai pemerintah di Belanda memegang peran penting rajazeus link dalam menjalankan fungsi administrasi negara dan mendukung jalannya kebijakan publik. Sebagai salah satu negara dengan sistem pemerintahan yang sangat terorganisir dan efisien, Belanda memiliki struktur birokrasi yang kuat, dengan pegawai pemerintah yang bekerja di berbagai tingkat pemerintahan, dari lokal hingga nasional. Di artikel ini, kita akan mengeksplorasi peran pegawai pemerintah di Belanda, bagaimana struktur birokrasi di negara ini berfungsi, tantangan yang dihadapi oleh para pegawai pemerintah, serta dampaknya terhadap sistem pemerintahan Belanda.
1. Struktur Pemerintahan Belanda: Organisasi Birokrasi yang Efisien
Belanda adalah negara monarki konstitusional dengan sistem pemerintahan parlementer. Ini berarti bahwa meskipun Raja memiliki peran seremonial, sebagian besar kekuasaan eksekutif dan legislatif dijalankan oleh pemerintahan yang dipimpin oleh perdana menteri dan anggota kabinet. Dalam menjalankan pemerintahan, Belanda memiliki struktur birokrasi yang sangat terorganisir di berbagai tingkat, yang mencakup lembaga-lembaga pemerintah pusat, provinsi, serta pemerintah kota dan desa.
Di tingkat pemerintah pusat, terdapat berbagai kementerian yang masing-masing bertanggung jawab atas sektor-sektor tertentu, seperti Kementerian Pendidikan, Kesehatan, dan Kesejahteraan Sosial, Kementerian Infrastruktur dan Air, serta Kementerian Luar Negeri. Setiap kementerian memiliki departemen yang mengelola urusan administratif dan operasional yang spesifik.
Pemerintah provinsi dan kota juga memiliki pegawai pemerintah yang bertugas mengelola urusan lokal, mulai dari perencanaan kota, kebijakan sosial, hingga pelayanan publik. Struktur birokrasi ini berfungsi untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah dapat diterapkan secara efektif di seluruh wilayah Belanda.
2. Peran Pegawai Pemerintah di Belanda
Pegawai pemerintah di Belanda memiliki peran yang sangat krusial dalam implementasi kebijakan publik. Mereka bekerja di berbagai lembaga pemerintah untuk menjalankan tugas administratif dan operasional, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berikut adalah beberapa peran utama pegawai pemerintah di Belanda:
a. Penyedia Layanan Publik
Salah satu peran utama pegawai pemerintah adalah memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Ini termasuk administrasi pendaftaran, pemrosesan izin, dan pengelolaan sistem kesejahteraan sosial. Pegawai pemerintah di Belanda juga bekerja dalam sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, yang semuanya mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga negara.
Contohnya, pegawai pemerintah yang bekerja di Kementerian Kesehatan berperan dalam pengelolaan layanan kesehatan publik, termasuk rumah sakit, klinik, dan program vaksinasi. Di sektor pendidikan, pegawai pemerintah mengelola sistem pendidikan dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
b. Pengelolaan Kebijakan Publik
Selain menyediakan layanan publik, pegawai pemerintah juga berperan dalam merancang, melaksanakan, dan memantau kebijakan publik. Mereka bekerja dengan pejabat terpilih untuk memastikan bahwa kebijakan yang disusun dapat diterapkan dengan efektif di lapangan. Dalam proses ini, pegawai pemerintah juga memiliki peran dalam menyusun peraturan dan regulasi yang mendukung kebijakan tersebut.
Contoh lainnya adalah pegawai pemerintah yang bekerja dalam pengelolaan kebijakan lingkungan hidup. Mereka bekerja untuk memastikan bahwa kebijakan mengenai pengurangan emisi gas rumah kaca, pengelolaan sampah, dan pelestarian alam dapat diterapkan dengan baik di seluruh wilayah Belanda.
c. Pengawasan dan Pengendalian
Pegawai pemerintah juga memiliki peran dalam pengawasan dan pengendalian sektor-sektor tertentu, seperti sektor keuangan, sektor transportasi, dan sektor energi. Mereka bertugas memastikan bahwa sektor-sektor tersebut beroperasi sesuai dengan peraturan yang ada dan tidak melanggar hukum. Ini mencakup pengawasan terhadap perusahaan, lembaga keuangan, dan pelaksanaan proyek pemerintah.
3. Rekrutmen dan Pengembangan Pegawai Pemerintah di Belanda
Sistem perekrutan pegawai pemerintah di Belanda sangat transparan dan berbasis meritokrasi. Artinya, pegawai pemerintah diambil berdasarkan kompetensi, keterampilan, dan kualifikasi yang dimiliki, tanpa memandang latar belakang sosial atau politik. Proses rekrutmen ini diatur oleh Belastingdienst (Badan Pajak Belanda) dan lembaga-lembaga pemerintah terkait lainnya yang bertugas mengelola sumber daya manusia di sektor publik.
Selain itu, pegawai pemerintah di Belanda juga diberikan peluang untuk pengembangan karir yang berkelanjutan. Berbagai program pelatihan dan pendidikan disediakan oleh pemerintah untuk memastikan bahwa pegawai pemerintah memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan tugas mereka. Misalnya, mereka dapat mengikuti kursus pelatihan mengenai manajemen proyek, kebijakan publik, atau teknologi informasi.
Salah satu program yang cukup populer adalah The Dutch National Government Talent Program, yang menawarkan kesempatan kepada lulusan muda berbakat untuk bergabung dalam program magang dan pelatihan selama dua tahun di berbagai lembaga pemerintah. Program ini bertujuan untuk melatih generasi baru pegawai pemerintah yang siap menghadapi tantangan masa depan.
4. Tantangan yang Dihadapi Pegawai Pemerintah di Belanda
Meskipun pegawai pemerintah di Belanda menikmati sistem kerja yang terstruktur dan terorganisir dengan baik, mereka juga menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan tugas mereka. Beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh pegawai pemerintah di Belanda antara lain:
a. Reformasi dan Perubahan Kebijakan
Pemerintah Belanda secara teratur melakukan reformasi untuk meningkatkan efisiensi birokrasi dan memperbaiki sistem administrasi negara. Ini seringkali melibatkan perubahan dalam struktur organisasi dan proses kerja, yang bisa menjadi tantangan bagi pegawai pemerintah yang harus beradaptasi dengan perubahan tersebut.
b. Tekanan Waktu dan Anggaran
Dalam banyak kasus, pegawai pemerintah harus bekerja di bawah tekanan waktu yang ketat dan anggaran yang terbatas. Misalnya, mereka mungkin diminta untuk menyelesaikan proyek-proyek besar dalam waktu yang sangat singkat atau dengan sumber daya yang terbatas. Ini menuntut kemampuan manajerial dan perencanaan yang baik agar proyek dapat selesai tepat waktu dan sesuai anggaran.
c. Isu-isu Sosial dan Ekonomi yang Kompleks
Sebagai bagian dari tugas mereka, pegawai pemerintah di Belanda sering kali terlibat dalam menangani masalah sosial dan ekonomi yang kompleks, seperti pengangguran, ketimpangan sosial, dan perubahan iklim. Menghadapi isu-isu ini membutuhkan pendekatan yang cermat, serta kemampuan untuk bekerja dengan berbagai pihak terkait, termasuk masyarakat, sektor swasta, dan lembaga internasional.
5. Dampak Pegawai Pemerintah terhadap Pembangunan Negara
Pemerintah Belanda yang efisien sangat bergantung pada pegawai pemerintah yang terlatih dan profesional untuk menjalankan fungsi administrasi negara dan kebijakan publik. Peran pegawai pemerintah sangat penting dalam mendukung stabilitas dan kemajuan negara, terutama dalam hal penyediaan layanan publik yang berkualitas dan pengelolaan kebijakan yang efektif.
Secara keseluruhan, pegawai pemerintah di Belanda berperan penting dalam menjaga integritas dan transparansi pemerintahan, serta memastikan bahwa kebijakan publik diterapkan dengan baik dan merata di seluruh negara. Dengan sistem kerja yang terorganisir dengan baik dan peluang pengembangan karir yang tersedia, pegawai pemerintah Belanda menjadi pilar utama dalam menciptakan negara yang berfungsi dengan baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Kesimpulan
Pegawai pemerintah di Belanda memainkan peran yang sangat penting dalam sistem pemerintahan dan kehidupan sosial-ekonomi negara ini. Dengan struktur birokrasi yang efisien dan berbasis meritokrasi, mereka bertanggung jawab untuk menjalankan kebijakan publik, memberikan layanan kepada masyarakat, serta memastikan bahwa negara beroperasi dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Meskipun menghadapi tantangan besar, pegawai pemerintah di Belanda terus beradaptasi dan berkembang dalam menjalankan tugas mereka, menjadikan negara ini sebagai contoh bagi sistem pemerintahan yang efektif dan terorganisir dengan baik.

Politik dan Pegawai Pemerintah di Negara Unik: Studi Kasus Bhutan dan Pendekatan Kebahagiaan Nasional
Politik dan birokrasi pemerintahan biasanya identik dengan rajazeus slot kekuasaan, konflik kepentingan, dan sistem yang kompleks. Namun, di beberapa negara yang tergolong unik dalam pendekatannya, pemerintahan justru menjadi instrumen untuk menciptakan harmoni, kesejahteraan, dan bahkan kebahagiaan. Salah satu contoh menarik datang dari Bhutan, sebuah kerajaan kecil di Asia Selatan yang menjadikan Gross National Happiness (GNH) atau Kebahagiaan Nasional Bruto sebagai dasar utama kebijakan publik.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam bagaimana sistem politik dan struktur pegawai pemerintah Bhutan berjalan, bagaimana berita nasional dikembangkan dalam iklim politik yang stabil dan beretika, serta bagaimana nilai-nilai tradisional dan spiritual berperan dalam tata kelola negara.
Bhutan: Negara Kecil dengan Visi Besar
Bhutan adalah negara pegunungan yang terletak di antara India dan Tiongkok. Dengan populasi sekitar 800.000 jiwa, Bhutan terkenal dengan pendekatan politik dan pemerintahannya yang mengutamakan keseimbangan spiritual, budaya, dan lingkungan.
Pada tahun 2008, Bhutan secara resmi bertransformasi dari monarki absolut menjadi monarki konstitusional. Meskipun masih dipimpin oleh seorang Raja (Druk Gyalpo), kekuasaan dibagikan kepada parlemen yang dipilih melalui pemilu demokratis. Transformasi ini terjadi secara damai dan menjadi contoh demokratisasi yang langka di dunia modern.
Sistem Politik yang Berakar pada Nilai Kebahagiaan
A. Monarki Konstitusional
Raja Bhutan masih memiliki peran penting dalam politik nasional, termasuk sebagai penjaga konstitusi dan nilai-nilai kebangsaan. Namun, kekuasaan legislatif dan eksekutif kini dipegang oleh dua badan: Majelis Nasional dan Majelis Dewan Nasional (seperti senat).
Setiap lima tahun, warga Bhutan mengikuti pemilu umum yang damai dan penuh partisipasi, meskipun negara ini hanya mengizinkan keberadaan dua partai politik utama pada satu waktu, untuk menjaga stabilitas dan mencegah polarisasi politik yang berlebihan.
B. Kebijakan Berbasis GNH
Semua keputusan politik, termasuk perencanaan pembangunan, dievaluasi berdasarkan indeks Gross National Happiness, yang mencakup empat pilar:
-
Pelestarian lingkungan
-
Pelestarian budaya
-
Pemerintahan yang baik
-
Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan merata
Dengan ini, Bhutan menempatkan kesejahteraan mental dan spiritual rakyat setara pentingnya dengan pertumbuhan ekonomi.
Struktur dan Peran Pegawai Pemerintah
A. Pegawai Negeri Sipil yang Humanistik
Pegawai pemerintah Bhutan (civil servants) tidak sekadar menjalankan perintah atau kebijakan negara. Mereka dianggap sebagai pelayan masyarakat dengan tanggung jawab moral untuk menjaga keharmonisan sosial dan budaya lokal.
B. Seleksi dan Etika
Rekrutmen dilakukan melalui proses seleksi ketat oleh Royal Civil Service Commission (RCSC), yang menilai kompetensi teknis, kemampuan kepemimpinan, dan integritas calon pegawai. Pegawai yang lolos seleksi juga mengikuti pelatihan tentang etika pelayanan publik, filosofi GNH, serta keterampilan komunikasi lintas budaya.
C. Kinerja Berbasis Kesejahteraan
Alih-alih hanya menargetkan output kerja atau indikator ekonomi, sistem penilaian kinerja PNS di Bhutan juga memperhatikan aspek kesejahteraan psikologis, kepuasan kerja, dan kontribusi sosial. Pegawai pemerintah didorong untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memahami kebutuhan lokal secara menyeluruh.
Berita Nasional dan Media dalam Politik Bhutan
A. Media sebagai Sarana Edukasi
Media massa di Bhutan—baik cetak maupun elektronik—berperan sebagai alat edukasi dan pembinaan masyarakat. Bhutan Broadcasting Service (BBS) sebagai media nasional utama memiliki tanggung jawab besar untuk menyampaikan informasi kebijakan publik, mempromosikan nilai budaya, dan mendorong partisipasi warga dalam pembangunan nasional.
B. Kebebasan Pers yang Terarah
Meskipun terdapat kebebasan pers, Bhutan menetapkan regulasi ketat agar pemberitaan tetap mendukung stabilitas sosial dan tidak menimbulkan perpecahan. Jurnalis bekerja dengan kode etik yang menggabungkan prinsip jurnalistik global dengan nilai lokal.
C. Politik dalam Pemberitaan
Isu-isu politik diliput dengan pendekatan edukatif dan konstruktif. Tidak ada media partisan. Debat politik menjelang pemilu lebih menekankan pada program kerja, etika calon, dan kontribusinya terhadap GNH, bukan serangan pribadi atau adu domba seperti yang sering terlihat di negara lain.
Tantangan dan Kritik
Tentu, tidak semua berjalan sempurna. Sistem dua partai, meskipun stabil, juga membatasi keragaman suara politik. Pengaruh luar seperti media sosial mulai menguji prinsip-prinsip GNH. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa kebijakan yang terlalu idealis bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi jika tidak dikelola dengan bijak.
Namun, Bhutan terus memperbarui sistemnya dengan hati-hati tanpa mengorbankan nilai-nilai inti. Misalnya, pemerintah membuka jalur beasiswa dan pelatihan luar negeri bagi pegawai agar mereka membawa pulang perspektif global yang tetap sejalan dengan kearifan lokal.
Kesimpulan
BACA JUGA: Jokowi: Jika Presiden Prabowo Banyak Pegawai Pemerintah Takut
Bhutan membuktikan bahwa politik dan birokrasi bisa dijalankan bukan hanya dengan kekuasaan dan peraturan, tetapi juga dengan hati nurani dan tujuan mulia. Sistem politik dan pegawai pemerintah di negara ini telah membentuk budaya pelayanan publik yang unik, humanistik, dan sangat berorientasi pada kebahagiaan rakyat.
Dalam dunia yang penuh tekanan politik, sensasi berita, dan ambisi kekuasaan, Bhutan memberikan pelajaran berharga: bahwa pemerintah bukan hanya institusi administratif, melainkan alat untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dan seimbang. Negara ini menjadi contoh nyata bahwa berita nasional dan birokrasi bisa bekerja untuk kebaikan bersama — bukan hanya demi stabilitas, tapi juga demi kebahagiaan.

Jokowi: Jika Presiden Prabowo Banyak Pegawai Pemerintah Takut
Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menjadi sorotan publik setelah beredar isu bahwa ia sempat menyampaikan kekhawatiran pegawai pemerintah terkait terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden. Pernyataan itu, meskipun tidak dikonfirmasi langsung melalui siaran resmi Istana, menjadi bahan diskusi di kalangan pengamat politik, media, dan masyarakat luas.
Meski belum ada pernyataan langsung dari Jokowi yang menyebut kata-kata itu secara eksplisit, beberapa sumber menyebutkan bahwa dalam pertemuan terbatas, Jokowi menyiratkan kekhawatiran bahwa “jika Prabowo jadi presiden, banyak pegawai pemerintah yang takut.”
Lalu apa sebenarnya konteks dari isu ini? Benarkah ada keresahan di tubuh birokrasi terkait pemerintahan baru? Dan bagaimana reaksi kedua belah pihak?
Latar Belakang Politik: Transisi Kekuasaan yang Tidak Biasa
Pilpres 2024 menghasilkan kemenangan pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, dengan keunggulan suara yang signifikan. Gibran adalah putra sulung Presiden Jokowi, sehingga banyak kalangan menilai transisi kekuasaan kali ini tidak sepenuhnya ‘netral’. Ada yang menganggap Jokowi memiliki kepentingan untuk menjaga pengaruh politiknya melalui Gibran.
Namun, setelah pengumuman kemenangan Prabowo-Gibran, muncul ketegangan di berbagai lini, termasuk di internal pemerintahan dan kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Sejumlah elite politik dan purnawirawan mendesak agar Prabowo tidak “melanjutkan proyek-proyek Jokowi”, termasuk proyek IKN Nusantara, dan agar “membersihkan loyalis Jokowi dari sistem birokrasi.”
Tekanan seperti ini menciptakan ketegangan di kalangan pegawai pemerintah yang sebelumnya merasa aman di bawah kepemimpinan Jokowi. Kekhawatiran ini pun mencuat, diduga menjadi latar pernyataan “banyak pegawai pemerintah takut” jika Prabowo benar-benar memegang kekuasaan.
Kekhawatiran ASN: Netralitas yang Diuji
Aparatur Sipil Negara, berdasarkan undang-undang, wajib netral dalam urusan politik. Namun dalam praktiknya, netralitas ASN kerap mendapat ujian, apalagi jika terjadi pergantian kekuasaan dengan nuansa politik yang kuat.
Beberapa ASN disebut khawatir terhadap potensi “pembersihan” atau mutasi besar-besaran jika pemerintahan baru memutuskan untuk merombak struktur birokrasi yang dinilai terlalu loyal terhadap pemerintahan sebelumnya. Kekhawatiran ini tidak selalu berdasar, tetapi menjadi wajar mengingat tekanan dari pihak eksternal terhadap Prabowo untuk melakukan reformasi politik yang ekstrem.
Bagi pegawai negeri sipil, pergantian pemimpin biasanya berarti rotasi jabatan, perubahan arah kebijakan, dan kemungkinan perubahan proyek strategis nasional. Dalam konteks Prabowo—seorang mantan jenderal yang dikenal tegas dan memiliki pendukung kuat dari kalangan militer—sebagian ASN bisa saja merasa terintimidasi, terlebih jika gaya kepemimpinannya berbeda dari Jokowi yang cenderung santai dan merangkul.
Respons dari Lingkaran Prabowo
Menanggapi isu tersebut, juru bicara kubu Prabowo menyatakan bahwa kekhawatiran tersebut tidak beralasan. Prabowo, menurut mereka, justru akan memimpin secara inklusif dan menghormati semua elemen birokrasi. Ia disebut tidak memiliki agenda untuk melakukan “pembersihan loyalis” sebagaimana yang dikhawatirkan oleh sebagian ASN atau pengamat politik.
Prabowo juga menekankan bahwa ia tidak akan melanjutkan politik balas dendam. Justru, menurut pernyataan dari timnya, ia akan membangun Kabinet Merah Putih yang berisi tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang dan bukan hanya dari lingkaran Jokowi.
Namun demikian, dinamika politik pasca-pemilu rajazeus masih memanas. Sejumlah purnawirawan dan tokoh-tokoh nasionalis garis keras terus mendesak Prabowo untuk menjauh dari pengaruh Jokowi, termasuk menyerukan untuk menghentikan proyek-proyek warisan Jokowi seperti pembangunan IKN.
BACA JUGA: Pegawai Pemerintah vs Kontroversi: Kasus Korupsi yang Mengguncang Birokrasi Indonesia

Pegawai Pemerintah vs Kontroversi: Kasus Korupsi yang Mengguncang Birokrasi Indonesia
Birokrasi Indonesia kerap dihadapkan terhadap raja zeus ironi besar: di satu sisi, aparatur sipil negara (ASN) diharapkan menjadi garda terdepan layanan publik, tapi di segi lain, sejumlah pegawai pemerintah justru terlibat dalam skandal korupsi yang merugikan negara triliunan rupiah. Kasus-kasus korupsi di lingkungan birokrasi tidak hanya merusak citra institusi pemerintah tapi juga menggerogoti keyakinan masyarakat terhadap sistem pemerintahan.
Artikel ini bakal mengupas beberapa masalah korupsi besar yang melibatkan pegawai pemerintah, faktor-faktor penyebabnya, dampaknya terhadap birokrasi, dan juga usaha pemberantasan korupsi di Indonesia.
1. Kasus-Kasus Korupsi Besar yang Mengguncang Birokrasi
a. Korupsi di Kementerian Sosial (Kasus Bansos Covid-19)
-
Pelaku: Juliari Batubara (Mantan Menteri Sosial) dan beberapa pejabat di lingkungan Kemensos.
-
Modus: Mark-up pengadaan bantuan sosial (bansos) senilai Rp 1,2 triliun dengan menerima suap dari vendor.
-
Hukuman: Juliari divonis 12 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor.
b. Skandal Korupsi di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
-
Pelaku: Edhy Prabowo (Mantan Menteri KKP) dan stafnya.
-
Modus: Penerbitan izin ekspor benur (benih lobster) secara tidak transparan dengan imbalan uang.
-
Kerugian Negara: Rp 100 miliar lebih.
-
Hukuman: Edhy Prabowo divonis 9 tahun penjara.
c. Kasus Suap Proyek di Kementerian PUPR
-
Pelaku: Pejabat di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
-
Modus: Pungutan liar dalam proyek infrastruktur nasional.
-
Nilai Suap: Rp 14 miliar dalam beberapa kasus terpisah.
d. Korupsi Dana Desa
-
Pelaku: Bupati, kepala dinas, hingga perangkat desa di berbagai daerah.
-
Modus Operandi:
-
Mark-up proyek fisik.
-
Penggelapan dana bansos.
-
Pungutan tidak resmi.
-
-
Contoh Kasus: Bupati Nganjuk divonis 5 tahun karena korupsi dana desa Rp 32 miliar.
2. Mengapa Korupsi Masih Merajalela di Birokrasi?
a. Sistem Rekrutmen yang Tidak Transparan
-
Masih ada praktik jual beli jabatan di beberapa instansi.
-
Nepotisme memengaruhi penempatan pejabat.
b. Gaji dan Kesejahteraan yang Belum Ideal
-
Gaji PNS golongan rendah masih dianggap tidak sepadan dengan beban kerja.
-
Tunjangan tidak merata, memicu praktik suap untuk menambah penghasilan.
c. Lemahnya Pengawasan Internal
-
Inspektorat di banyak kementerian/daerah tidak maksimal dalam mengawasi anggaran.
-
Whistleblower sering diintimidasi, bukan dilindungi.
d. Budaya “Silaturahmi” yang Disalahartikan
-
Pemberian hadiah (gratifikasi) dianggap “budaya”, padahal bisa masuk kategori suap.
-
Tidak ada batas jelas antara hadiah biasa dan gratifikasi.
3. Dampak Korupsi pada Birokrasi dan Masyarakat
a. Pembangunan Terhambat
-
Dana yang seharusnya untuk infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan dikorupsi.
-
Proyek mangkrak karena dana diselewengkan.
b. Pelayanan Publik Semakin Buruk
-
Pegawai yang terbiasa dengan suap malas bekerja optimal tanpa insentif tidak resmi.
-
Proses perizinan dipersulit untuk meminta “uang pelicin”.
c. Kepercayaan Publik Menurun
-
Survei Transparency International (2023) menempatkan Indonesia di peringkat 110 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi.
-
Masyarakat semakin sinis terhadap pemerintah.
4. Upaya Pemberantasan Korupsi: Apa yang Sudah & Harus Dilakukan?
a. Peran KPK & Penegakan Hukum yang Tegas
-
Kasus besar seperti korupsi e-KTP menunjukkan KPK masih efektif.
-
Namun, pelemahan KPK melalui revisi UU KPK menjadi tantangan baru.
b. Digitalisasi Pelayanan Publik
-
E-government meminimalkan interaksi manusia yang berpotensi korupsi.
-
Contoh: Sistem SIPKD (anggaran daerah online) mengurangi mark-up proyek.
c. Reformasi Birokrasi & Peningkatan Gaji ASN
-
Sistem meritokrasi harus benar-benar diterapkan.
-
Kesejahteraan PNS ditingkatkan agar tidak tergoda korupsi.
d. Edukasi Anti-Korupsi Sejak Dini
-
Materi integritas harus masuk kurikulum pelatihan ASN.
-
Kampanye masif seperti “Gerakan Indonesia Melawan Korupsi”.
Kesimpulan
BACA JUGA: Kebakaran Hutan di Kalimantan: Dampak Lingkungan dan Upaya Restorasi Gambut
Korupsi di kalangan pegawai pemerintah ibarat kanker didalam birokrasi—jika tidak diberantas, dapat terus menggerogoti kepercayaan dan pembangunan nasional. Meski usaha pemberantasan sudah dilakukan, perlu komitmen lebih kuat dari seluruh pihak, termasuk:
-
Pemerintah (memperkuat KPK, transparansi anggaran).
-
Aparatur sipil (membangun integritas).
-
Masyarakat (melapor jika melihat indikasi korupsi).